Senin, 12 Maret 2012

Resume Metode Penelitian Kualitatif



Penelitian komunikasi kualitatif kadangkala dipahami sebagai lawan dari penelitian kuantitatif. Perbedaan yan ada meliputi beberapa hal, misalnya tujuan. Penelitian kualitatif tidak ditujukan untuk memberi penjelasan, menontrol gejala komunikasi, menemukakan prediksi, atau untuk menguji teori apapun, tetapi lebih dimaksudkan untuk mengemukakan gambaran atau pemahaman menenai bagaimana dan menapa suatu gejala atau realitas komunikasi terjadi.

                Perbedaan selanjutnya antara penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif terletak pada kelaziman dalam mendasarkan bukti – bukti empirik bagi kesimpulan – kesimpulan yang dikemukakan. Metode Penelitian Kualitatif tidak mendasarkan bukti – bukti empirik pada logika matematik, prinsip – prinsip bilangan, ataupun teknik – teknik analisis statistik, tetapi lebih mendekatkan diri terhadap sesuatu yang bersifat diskursif, seperti transkrip, dokumen, catatan lapangan, hasil wawancara, dokumen – dokumen tertulis, dan data non diskursif. Namun, penelitian kualitatif tidak jarang menggunakan angka – angka dan data statistik untuk memperjelas gambaran tentang tendensi gejala yang diteliti. Penelitian kualitatif sebenarnya bersifat interpretatif  dan karenanya setidaknya sampai tingkat tertentu, memiliki nuansa subjektif.

Sebagian penelitian komunikasi kualitatif justru lebih dimaksudkan untuk membangun teori komunikasi bukan untuk menguji teori komunikasi. Pesoalan kualitatif atau kuantitatif adalah persoalan pendekatan metodologis dan bukan persoalan topik atau objek penelitian. Penelitian ilmiah, termasuk penelitian komunikasi selalu dilakukan dengan maksud – maksud atau tujuan tertentu. Maksud dan tujuan tertentu penelitian inilah yang membingkai pemikiran mengenai bagaimana gejala komunikasi akan diteliti, dan hal ini membawa konsekuensi pilihan paradigma pendekatan penelitian yang digunakan, kualitatif atau kuantitatif atau mungkin penggabungan dari keduanya.

                Positivisme versus  Fenomenologi

Ada beberapa aliran filsafat yang sangat berpengaruh dalam ilmu – ilmu sosial, dua diantaranya adalah positivisme dan fenomenologi. Kalangan positivis biasanya bekerja melakukan penelitian untuk mengetahui fakta – fakta, hubungan – hubungan, dan sebab – sebab terjadinya gejala. Kalangan positivis bekerja dengan menggunakan metode survei atau eksperimen. Sedangkan kalangan fenomenologis berpendapat bahwa penelitian dalam ilmu – ilmu sosial selayaknya dimaksudkan untuk memahami perilaku manusia terutama dari sudut pandang pelakunya sendiri. Apa yang dikemukakan di atas tampaknya memberikan penegasan bahwa di antara aliran filsafat positivisme dan fenomenologi sebenarnya terdapat perbedaan orientasi serta tujuan – tujuan yang bersifat mendasar. Dari sini lalu berkembang dua paradigma pendekatan pokok atau metodologi dalam penelitian ilmu sosial dan perilaku, yakni : paradigma penelitian kuantitatif yang bersumber pada aliran filsafat positivisme dan paradigma penelitian kualitatif yang bersumber pada aliran filsafat fenomenologi.

Hermeneutik

Hermenautik adalah teori sekaligus metode yang lazim digunakan untuk menafsirkan injil serta manuskrip penting lainnya.

Pragmatisme

Pandangan dari aliran filsafat pragmatisme adalah tujuan pokok dari setiap upaya penyelidikan atau penelitian yang bukan merupakan tampilan representasi realitas melainkan agar dapat bertindak secara efektif, oleh karena itu pragmatisme sering dikatakan lebih berorientasi pada kegunaan atau manfaat sehubungan dengan pemikiran filsafat dalam kehidupan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2010 Dotcom Internet All rights reserved.
Wordpress Theme by Templatesnext . Blogger Template by isfan