Rabu, 25 Januari 2012

PSIKOTES



A.     PERAN KLINISI
·     Dalam asesmen adalah untuk menjawab pertanyaan yang spesifik dan membuat keputusan yang relevan.
·     Klinisi harus mengintegrasikan berbagai macam data dan memfokuskan dari berbagai informasi yang diperoleh.
·     Ada perbedaan antara psikometri dengan  asesmen psikologi:
a.        Psikometri
Ø    Cenderung menggunakan tes hanya untuk mendapatkan data.
Ø    Biasanya lebih mengarahkan pada kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan aspek teknis dari suatu tes misal: konstruksi alat tes.
Ø    Pendekatannya = data oriented.
Ø    Hasil akhir berupa serangkaian desikripsi kemampuan individu dan deskripsi tersebut tidak menjelaskan keunikan individu secara menyeluruh.
b.        Asesmen psikologi
Ø    Berusaha mengevaluasi problem individu dan data yang diperoleh selama asesmen bisa digunakan untuk membantu problem solving.
Ø    Tes hanya merupakan metode untuk mendapat data dan skor tes bukan merupakan hasil akhir, tapi hanya bersifat menyimpulkan hipotesis.
Ø    Asesmen psikologi menempatkan data dalam perspektif yang lebih luas dan fokusnya adalah problem solving serta pengambilan keputusan.

B.     MACAM-MACAM TES
1.        TES INDIVIDUAL DAN KLASIKAL
·       Perbedaannya adalah pada jumlah individu yang dites.
·       Contoh tes individual: TAT, Ro, WB, WAIS, WISC, dsb.
·       Contoh tes klasikal: IST, EPPS, RMIB, TKD, CFIT, dsb.
·       Tes individual biasanya digunakan untuk asesmen individual mendalam, misal: klien klinis, pasien rumah sakit.
·       Tes klasikal biasanya digunakan untuk seleksi karyawan, seleksi siswa, untuk tujuan riset, sreening, dsb.
2.        TES PERFORMANCE DAN VERBAL
·       Yang membedakan adalah materi tes yang digunakan serta aktivitas yang dilakukan berhubungan dengan tes (cara pengerjaan tes).
·       Tes Verbal misal: paper & pencil test, kuesioner, visual tes, pilihan ganda, dsb.
·       Tes Performance berkaitan dengan aktivitas motorik. Misal: DAP, HTP, Baum, Wartegg, sub tes melengkapi gambar, menata balok dalam tes IQ, dsb.
3.        TES TERSTRUKTUR DAN TIDAK TERSTRUKTUR
·       Perbedaannya terletak pada luas respon dan kepastian tugas dari tes.
·       Tes tidak terstruktur memberikan kebebasan testee dan kepastian tugas dari tes, misal: soal essay, tes projektif (TAT, Ro, Hand Test, dsb). Lebih sulit diskor dan diinterpretasi.
·       Tes terstruktur biasa disebut juga tes objektif, misal: tes benar-salah, tes pilihan ganda, tes IQ, dsb.
4.        SELF-REPORT TEST
·       Testee mendeskripsikan dirinya misalnya memberikan cheklist pada sejumlah pernyataan, RMIB, SSCT, EPPS, dsb.
5.        TES PERFORMANCE KEPRIBADIAN
·       Testee menunjukkan penampilan kepribadiannya, misal: tes projeksi (TAT, Ro, Hand Test, Grafis, dsb).

C.     PERTIMBANGAN DALAM MEMILIH PSIKOTES
1.     ORIENTASI TEORITIS
·       Klinisi harus mengetahui tentang konstruk teori yang mendasari tes tersebut.
·       Bisa dilihat pada manual test.
·       Jika dalam manual tidak terdapat informasi yang cukup tentang hal tersebut, klinisi harus mencarinya pada sumber lain.
·       Untuk melihat kesesuaian antara item tes dengan konstruk, dapat dilakukan dengan menganalisa tiap itemnya apakah sesuai dengan konstruknya.
2.     PERTIMBANGAN PRAKTIS
·       Penggunaan lebih berdasarkan pertimbangan praktis daripada konstruk teorinya.
·       Beberapa tes mempunyai durasi waktu yang lama sehingga dapat menyebabkan kelelahan dan frustrasi testee. Untuk itu, administrasi tes dipersingkat (bukan yang berhubungan dengan batas waktu yang digunakan).
3.     STANDARDISASI
·       Ketepatan standardisasi sampel.
·       Tiap tes mempunyai norma yang merefleksikan distribusi skor dari sampel yang standar.
·       Skor tes individu berarti bahwa terdapat kesamaan antara individu yang dites dengan sampel standar.
·       Testee dapat dibandingkan dengan sampel jika terdapat kesamaan karakteristik, misal: sampel adalah mahasiswa usia 18 – 25 tahun, norma ini hanya bisa digunakan pada testee yang mempunyai karakteristik sama seperti sampel.
·       Standardisasi juga berlaku pada prosedur administrasi baik pemberian instruksi serta cara penyajian tes.
·       Prosedur administrasi harus sama antara satu tester dengan tester yang lain.
·       Standardisasi juga meliputi pencahayaan, setting, tanpa interupsi dan rapport yang baik.
4.     RELIABILITAS
·       Mengacu kepada derajat stabilitas, konsistensi dan ketepatan tes.
·       Skor yang didapat testee akan sama jika individu tersebut dites lagi dengan tes yang sama pada kesempatan yang berbeda.
·       Perlu diperhatikan derajat error, misal: testee salah mengerjakan tes, tester salah dalam prosedur tes atau terjadi perubahan mood testeed, dsb.
·       Jika derajat errornya besar maka hasil tes tersebut kurang reliabel (kurang dapat dipercaya).
·       Hal yang perlu diperhatikan:
a.     Keragaman performance seseorang.
Ø    Pengukuran kepribadian mempunyai variasi yang lebih besar daripada pengukuran kemampuan (ability).
Ø    Variabel ability (misal: intelegensi, bakat) berubah secara perlahan dan dipengaruhi pertumbuhan dan perkembangan.
Ø    Pada variabel kepribadian perubahannya lebih besar salah satunya dipengaruhi oleh mood.
b.    Metode psikotes tidak bersifat pasti.
Ø    Ilmu eksak; peneliti bisa secara pasti mengukur suatu variabel misalnya membandingkan berat badan seseorang dengan yang lain, dsb.
Ø    Psikologi; seringkali berbagai variabel diukur secara tidak langsung misalnya: IQ tidak dapat ditentukan secara langsung tapi diukur melalui perilaku yang menunjukkan kecerdasan.
5.     VALIDITAS
·       Mengacu kepada konsep apakah tes bisa dengan tepat mengukur suatu variabel.
·       Tes yang valid harus mengukur dengan tepat suatu variabel yang seharusnya diukur dan dapat memberikan informasi yang bermanfaat

D.     MEMILIH TES
·       Tes disesuaikan dengan kebutuhan untuk menjawab permasalahan yang ada baik individu atau kelompok. Misalnya klien depresi dites dengan BDI (Beck’s Depression Inventory), pasien di RS dites dengan MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory).
·       Sesuai dengan pengalaman, kebiasaan penggunaan dan kecenderungan klinisi. Klinisi yang familiar dengan TAT, Ro atau yang lain, biasanya cenderung menggunakan tes tersebut dalam asesmen yang dilakukannya.
·       Pertimbangan praktis baik waktu atau ekonomis. Biasanya dilakukan pada proses seleksi atau pada analisis singkat misal screening pada pasien Rumah Sakit atau proses rasionalisasi perusahaan.
·       Penggunaan Battery Test (terdiri dari sekumpulan tes yang memberikan informasi lebih banyak untuk asesmen). Jenis tes disesuaikan dengan kebutuhan individu. Misal: untuk keperluan klien yang datang dengan keluhan bingung mencari pekerjaan maka tes yang diberikan antara lain: WB, TAT, Ro, HTP, DAP, Baum, Wartegg, RMIB.
·       Tujuan dari penggunaan battery test antara lain:
Ø    Berfungsi sebagai pengecek apabila terdapat salah satu hasil tes yang menyimpang.
Ø    Untuk menjaring aspek-aspek yang lebih luas baik kepribadian atau ability individu.


READ MORE

Minggu, 15 Januari 2012

CARA BELAJAR YANG EFEKTIF

A. TUJUAN
1. Umum
Tujuan Secara umum Membantu siswa agar dapat mengembangkan potensi-potensi dalam belajar yang efektif, baik secara eksternal maupun internal, serta rasa percaya diri dalam berintegrasi dengan lingkungannya serta kemampuanya
2. Khusus
secara khusus agar siswa di dalam  belajar dapat memahami kiat-kiat belajar efektif dan dapat mengaplikasikannya dalam proses belajar.

B. PELAKSANAAN
1. Pendahuluan
Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar mengajar dirancang dan dijalankan secara profesional. Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam pembelajaran, tugas guru adalah untuk menolong dan membimbing anak didik memperoleh perubahan dan pengembangan skill (keterampilan), attitude (sikap), appreciation (penghargaan), dan knowledge (pengetahuan). Guru sebagai komponen utama dalam dunia pendidikan dituntut untuk mampu mengimbangi bahkan melampaui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang dalam masyarakat. Melalui sentuhan guru di sekolah diharapkan mampu menghasilkan peserta didik yang memiliki kompetensi tinggi dan siap menghadapi tantangan hidup dengan penuh keyakinan dan percaya diri yang tinggi. Sekarang dan ke depan, sekolah (pendidikan) harus mampu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, baik secara keilmuan (akademis) maupun secara sikap mental. Agar guru mampu mengemban dan melaksanakan tanggung jawabnya ini, maka setiap guru harus memiliki berbagai kompetensi yang relevan dengan tugas dan tanggung jawab tersebut. Dia harus menguasai cara belajar yang efektif, harus mampu membuat model  satuan pelajaran, mampu memahami kurikulum secara baik, mampu mengajar di kelas, mampu menjadi model bagi siswa, mampu memberikan nasihat dan petunjuk yang berguna, menguasai teknik-teknik memberikan bimbingan dan penyuluhan, mampu menyusun dan melaksanakan prosedur.

Soal : Bagaimana cara mengatur belajar anda?

2. Inti cara belajar yang efektif
     A. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam belajar
         1. Dirimu sendiri
Sebaiknya,didalam belajar yang efektif itu harus mempunyai minat yang menunjang dalam prestasinya,serta mempunyai niat juga kesadaran yang tinggi dan semangat untuk belajar agar bias meraih prestasi yang lebih baik dan optimal.

            2. Tempat belajar
Seharusnya,di dalam belajar yang efektif itu harus di lakukan dengan tepat waktu sesuai dengan jadwal yang sudah di buat agar dapat terlaksana dengan baik.kalau bisa tempatnya harus bersih.tenang,teduh,sepi,nyaman dan rapi supaya anda dapat belajar dengan konsentrasi dan tidak merasa terganggu,dan apa yang sedang di pelajari dapat mudah kita pahami. Apa bila ada fasilitas dapat anda pergunakan untuk belajar agar dapat lebih mudah untuk menunjang belajar yang efektif.


            3.Bahan yang di pelajari
Seharusnya anda terlebih dahulu dapat memahami bahan-bahan yang akan di pelajari,apakah sudah sesuai dengan apa yang sudah di ajarkan oleh guru anda. Jika anda kurang dapat mengerti atau belum bisa memahami bahan yang sudah di pelajari anda boleh menanyakan ke gurunya sesuai dengan bahan materi tersebut. Supaya bahan yang di pelajari dapat di mengerti dengan jelas dan sesuai dengan materi yang di ajarkan agar dapat anda kuasai, maka proses belajar yang efektif akan berjalan dengan baik.

            4. Waktu belajar
Sebaiknya,waktu belajar itu jangan terlalu lama,jangan terlalu tergesa-gesa,pelan-pelan tapi dapat anda mengerti. Dan belajar yang efektif itu harus di lakukan dengan teratur dan setiap hari belajar memerlukan waktu yang tidak lama karena agar anda merasa tidak jenuh dalam memahami materi tersebut dan anda dapat beajar dengan efisien.
           
B. Bagaimana cara belajar dengan baik
Pertama, Niat dan berdoa. Kalau tidak ada niat, belajar sekeras apapun tidak ada gunanya. Berdoalah kepada Tuhan YME agar proses belajar dapat dimudahkan oleh-Nya. Kedua, Membaca. Kamu harus rajin membaca, karena dengan membaca, wawasan kita akan bertambah luas. Ketiga, Selalu membuat ringkasan pelajaran. Bagian-bagian penting dari pelajaran sebaiknya dibuat catatan di kertas atau buku kecil yang dapat dibawa kemana-mana, sehingga dapat dibaca di mana pun kita berada. Keempat, Rajin mengulang pelajaran. Jangan bosan mengulang apa yang baru saja dipelajari, sehingga diharapkan hal yang sudah dipelajari selalu tersimpan di ingatan kita. Kelima, Belajar dengan serius dan tekun. Ketika belajar di kelas dengarkan dan catat apa yang guru jelaskan. Catat yang penting karena bisa saja hal tersebut tidak ada di buku dan nanti akan keluar saat ulangan atau ujian. Keenam, Hindari belajar berlebihan. Bila menjelang ujian, biasanya para pelajar belajar semalam suntuk alias sistem SKS (sistem kebut semalam). Cara seperti ini sebaiknya dihindari, karena pelajaran yang kamu pelajari pun tidak akan masuk sepenuhnya dan dapat merusak kesehatan juga. Justru, bila esok harinya kamu akan ujian, ada baiknya kamu tidur tepat waktu. Ketujuh, Aktiflah dalam bertanya. Jika ada hal yang belum jelas, maka tanyakanlah kepada guru, teman atau orang tua. Semakin banyak bertanya, maka kita akan selalu ingat dengan jawabannya. Kedelapan, Belajar kelompok. Belajar kelompok juga merupakan kegiatan belajar yang menyenangkan. Dengan adanya teman, acara belajar kamu jadi lebih semangat dan bisa sama-sama mencari jawaban dari soal yang paling sulit sekalipun.

3. SARAN
Jika anda ingin belajar secara efisien dan optimal maka seharusnya anda melakukan belajar itu setiap hari secara dan secara rutin,dan pada diri anda sendiri semestinya mempunyai semangat dan tanggung jawab untuk memperoleh nilai yang lebih baik.






READ MORE

Sabtu, 14 Januari 2012

Contoh rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)


Sekolah                                    : SD Negeri AWU- AWU
Mata Pelajaran             : Penjasorkes
Kelas / Semester                      : VI / 2
Aspek / Ruang Lingkup            : Senam
Waktu                                      : 1 x 30 Menit

        I.      STANDAR KOMPETENSI
1.  Mempraktikkan gerak ritmik sederhana secara berpasangan.

     II.      KOMPETENSI DASAR
          1.1 Mempraktikan kombinasi gerak ritmik sederhana dengan jalan, dan lompat secara berpasangan  maupun beregu serta nilai – nilai kerjasama, disiplin, dan estetika.

   III.      INDIKATOR
1.      Melakukan gerakan ke depan dan ke belakang.
2.      Melakukan gerakan melompat ke depan dan kebelakang sesuai dengan irama lagu.
3.      Menjelaskan cara gerakan berjalan dengan irama hitungan.
4.      Menumbuh kembangkan nilai kerjasama, disiplin, dan estetika.

  IV.      TUJUAN PEMBELAJARAN
1.      Siswa dapat melakukan gerakan berjalan ke depan dan ke belakang.
2.      Siswa dapat melakukan gerakan melompat ke depan dan ke belakang sesuai dengan irama lagu.
3.      Siswa dapat menjelaskan cara gerakan berjalan dengan irama hitungan.
4.      Siswa dapat membina kerja sama, disiplin, dan estetika
     V.      MATERI PEMBELAJARAN
-             Senam Mitmik
  VI.      METODE PEMBELAJARAN
-      Peragaan
-      Penugasan


No
KEGIATAN
GAMBAR
WAKTU
METODE

1.









2.

















3.

Kegiatan Awal
-         Siswa dibariskan menjadi dua bersaf.
-         Menegur siswa yang tidak seragam.
-         Berdoa dipimpin guru.
 Pemanasan
Siswa membentuk formasi 2 baris dengan ajrak dua lengan tak bersentuhan gerakannya berjalan sambil menyanyikan cublak – cublak suweng.

Kegiatan inti
-         caranya siswa dibariskan.
-         sikap awal: berdiri tegak.
Hit 1 Berjalan ke depan tiga langkah
Hit 2 Berjalan ke belakang tiga langkah.
Hit 3 Berjalan ke depan tiga langkah.
Hit 4 Tangan di pinggang.
-         sikap awal: berdiri tegak.
Hit 1 Berjalan ke depan tiga langkah.
Hit 2 Berjalan ke belakang tiga langkah.
Hit 3 Berjalan ke depan tiga langkah.
Hit 4 Tepuk tangan.
-         sikap awal: berdiri tegak.
Hit 1 Berdiri tegak
Hit 2 Lompat ke kanan.
Hit 3 Lompat ke kiri.
Hit 4 Lompat putar.

Kegiatan Akhir
-         Anak dibariskan melingkar berjalan sambil menyanyi potong bebek angsa.
-         Berbaris.
-         Berdoa.
-         Dibubarkan.



7 Menit









20 Menit

















3 Menit

Peragaan
Penugasan








Peragaan
Penugasan



VII.      LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN

VIII.      ALAT DAN SUMBER BAHAN
1.      Alat:
-    Bendera kecil
-    Peluit
2.      Sumber bahan
-         Silabus KTSP.
-         Buku Penjas Orkes kelas IV Pusat Pembukuan Nasional.
-         Buku Penjas Orkes kelas IV Erlangga, Tim Abdi Guru

  IX.      PENILAIAN
NO
NILAI BUDAYA DAN K.BANGSA
INDIKATOR
TEKNIK PENILAIAN
BENTUK INSTRUMEN
CONTOH INSTRUMEN
1.



2.



3.
Kerjasama



Disiplin



Estetika


- berjalan ke depan, ke belakang sesuai irama.

- melompat ke depan ke belakang sesuai irama.

- menjelaskan cara berjalan dengan irama.

- mengambangkan kerja sama, disiplin dan estetika.
Praktek







- Peragakan gerakan berjalan ke depan, ke belakang

- Peragakan gerakan melompat.

- Jelaskan cara berjalan sesuai irama.

- Pengamatan guru pada saat proses.


     X.      PERFORMASI
NO
ASPEK
KRITERIA
SKOR
1.




 Praktik / Psikomotorik



1.      – Melakukan gerakan berjalan ke depan ke belakang sesuai dengan hitungan.
-         Melakukan gerakan berjalan ke depan ke belakang tidak sesuai hitungan
-         Melakukan gerakan berjalan ke belakang tidak
80

70

60

NO
ASPEK
KRITERIA
SKOR







2.








3. .







Kognitif / Ilmu pengetahuan







Afektif / Sikap


 sesuai hitungan.
-         melakukan gerakan melompat ke depan ke belakang sesuai irama lagu / hitungan.
-         Melakukan gerakan melompat ke depan ke belakang tidak sesuai hitungan.
-         Melakukan gerakan melompat ke depan.

-         Menjelaskan cara gerakan berjalan dengan irama hitungan

-         Menjelaskan cara gerakan berjalan tidak sesuai irama

-         Menjelaskan gerakan berjalan dengan irama, tidak sempurna.

-         Melakukan gerakan melompat ke depan dan ke belakang serta kerja sama, disiplin dan estetika.

-         Melakukan gerakan melompat ke depan dan ke belakang serta kerja sama, disiplin.

-         Melakukan gerakan melompat ke depan dan ke belakang serta kerja sama.

80

70

60

80


70


60


80

70

60


  XI.      LEMBAR PENILAIAN

No

NAMA SISWA
PERFORMEN

Produk
Jumlah Skor

NILAI
Pengetahuan
Praktik
Sikap



































                                                                             
                                                                              Surakarta, 13 Oktober 2011
Mengetahui
Instruktur                                                                        Peserta PLPG



                                                                                        AMAT NGADENAN
                                                                                      NO.PES.11030622010762  


READ MORE
Copyright © 2010 Dotcom Internet All rights reserved.
Wordpress Theme by Templatesnext . Blogger Template by isfan